About

YUSRIEL INFO

Pages

Kamis, 20 Oktober 2016

Warga Dua Desa Tolak Ibu Kota Kecamatan Hasil Pemekaran

MUARAENIM---Ratusan warga Desa Muara Niru dan Gunung Raja, Kecamatan Rambang Dangku, Kabupaten Muaraenim, melakukan unjuk rasa menolak letak ibukota pemekaran Kecamatan Rambang Dangku, di gedung DPRD Kabupaten Muaraenim, Kamis (20/10/2016) sekitar pukul 11.00. Dalam aksi unjuk rasa tersebut, rombongan warga Muara Niru yang dikoordinir oleh Hasan Zuhdi, datang dengan menggunakan tujuh kendaraaan roda empat. Kemudian warga melakukan orasi sekitar 30 menit dan akhirnya diterima oleh Ketua DPRD Muaraenim Aries HB, Dandim 0404 Lektol Inf Jamaludin, Ketua Komisi I DPRD Muaraenim Faizal Anwar, didampingi lima anggota DPRD Muaraenim dari Dapil IV Muaraenim.
"Kami sebenarnya bukan menolak pemekaran, namun kami menolak ibukotanya yang baru sebab jarak tempuh yang jauh, biaya, waktu dan medan jalan yang dilalui," ujar Hasan Zuhdi sebagai tokoh masyarakat Muara Niru.
Menurut Hasan Zuhdi, bahwa pihaknya sangat mendukung adanya pemekaran kecamatan Rambang Dangku yang dipecah menjadi Kecamatan Empat Petulai Dangku. Namun yang menjadi keberatan adalah letak ibukotanya yang jauh dari desa mereka.
Hal senada juga dikatakan oleh koordinator masyarakat Gunung Raja Supran, bahwa pihaknya bukan menolak rencana pemekarannya tetapi yang ditolak adalah ibukota kecamatannya di Desa Dangku.
Alasannya selain letaknya kurang strategis juga aksesnya jauh dan belum layak menjadi ibukotanya. Jika masih dipaksakan kami akan memilih bergabung dengan Kota Prabumulih atau tetap menjadi bagian di Kecamatan Rambang Dangku.
"Kami minta letak ibukotanya dipindahkan ditempat yang lebih strategis untuk semua desa," ujar Supran.
MUARAENIM---Ratusan warga Desa Muara Niru dan Gunung Raja, Kecamatan Rambang Dangku, Kabupaten Muaraenim, melakukan unjuk rasa menolak letak ibukota pemekaran Kecamatan Rambang Dangku, di gedung DPRD Kabupaten Muaraenim, Kamis (20/10/2016) sekitar pukul 11.00.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, rombongan warga Muara Niru yang dikoordinir oleh Hasan Zuhdi, datang dengan menggunakan tujuh kendaraaan roda empat. Kemudian warga melakukan orasi sekitar 30 menit dan akhirnya diterima oleh Ketua DPRD Muaraenim Aries HB, Dandim 0404 Lektol Inf Jamaludin, Ketua Komisi I DPRD Muaraenim Faizal Anwar, didampingi lima anggota DPRD Muaraenim dari Dapil IV Muaraenim.
"Kami sebenarnya bukan menolak pemekaran, namun kami menolak ibukotanya yang baru sebab jarak tempuh yang jauh, biaya, waktu dan medan jalan yang dilalui," ujar Hasan Zuhdi sebagai tokoh masyarakat Muara Niru.
Menurut Hasan Zuhdi, bahwa pihaknya sangat mendukung adanya pemekaran kecamatan Rambang Dangku yang dipecah menjadi Kecamatan Empat Petulai Dangku. Namun yang menjadi keberatan adalah letak ibukotanya yang jauh dari desa mereka.
Hal senada juga dikatakan oleh koordinator masyarakat Gunung Raja Supran, bahwa pihaknya bukan menolak rencana pemekarannya tetapi yang ditolak adalah ibukota kecamatannya di Desa Dangku.
Alasannya selain letaknya kurang strategis juga aksesnya jauh dan belum layak menjadi ibukotanya. Jika masih dipaksakan kami akan memilih bergabung dengan Kota Prabumulih atau tetap menjadi bagian di Kecamatan Rambang Dangku.
"Kami minta letak ibukotanya dipindahkan ditempat yang lebih strategis untuk semua desa," ujar Supran.

Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2016/10/20/warga-dua-desa-tolak-ibu-kota-kecamatan-hasil-pemekaran

0 komentar:

Posting Komentar