PALEMBANG - Meski di wilayah Provinsi Sumsel termasuk dalam peta aman teroris, namun Wagub Sumsel Ir H Ishak Mekki MM meminta agar tetap waspada.
"Memang Sumsel peta aman, kondusif. Tapi tetap ada jaringan," seru Ishak Mekki
saat membuka Diseminasi peliputan pedoman pers dan peningkatan
profesional media massa di Hotel Grand Duta Syariah, Kamis (27/10/2016).
Menurut mantan Bupati OKI ini, hal itu ini sangat penting karena masalah teroris sudah banyak kejadian. Diberitakan tidak hanya di tingkat nasional tapi juga internasional.
"Untuk itu mari kita samakan persepsi sesuai kode etik jurnalistik Pers. Perlu diketahui di Palembang 2007-2008 pernah terjadi ada teroris, paham radikal pernah ada mau peledakan di Bukit Tinggi. Setelah dilacak ada di Sumsel jaringannya. Di OKI, Plaju, Sekayu. Perlu diwaspadai," ujar Ishak yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel ini.
Bicara teroris masalah ideologi, paham, kata Ishak, sama dengan mendirikan negara ini. Presiden Soekarno menginginkan negara demokrasi, nasionalis.
"Ada bagian negara kita tidak sepaham. Ada yang tidak sepaham ingin mendirikan negara Islam. Tapi ini dilebur menjadi negara kesatuan demokrasi bukan negara Islam. Kalau ini dipaksakan menjadi negara Islam tentu akan terjadi konflik. Indonesia negara banyak suku, majemuk tapi bisa satu," ujar suami Hj Tartilah ini.
"Kalau ada preman saja itu berarti ada kesalahan. Kalau pemerintahannya baik preman itu tidak akan tumbuh. Tidak cukup masalah radikal teroris dihadapi TNI, Polri, Gubernur, Pemerintah saja. Tetapi semuanya bersama masyarakat. Tentunya juga intelijennya harus cermat sehingga bisa mengantisipasi. ISIS ini kan Islam tapi memerangi Islam. Kelompok Islam ideologi radikal. Ka'bah disebutnya buatan manusia, diteror. Itu paham bid'a. Di Irak itu tadinya Alqaedah yang membuat serangan. Pemerintah Saddam Husein tumbang, masuklah Amerika," pungkasnya.
Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2016/10/27/wagub-sumsel-memang-sumsel-peta-aman-teroris-tapi-tetap-ada-jaringan
Menurut mantan Bupati OKI ini, hal itu ini sangat penting karena masalah teroris sudah banyak kejadian. Diberitakan tidak hanya di tingkat nasional tapi juga internasional.
"Untuk itu mari kita samakan persepsi sesuai kode etik jurnalistik Pers. Perlu diketahui di Palembang 2007-2008 pernah terjadi ada teroris, paham radikal pernah ada mau peledakan di Bukit Tinggi. Setelah dilacak ada di Sumsel jaringannya. Di OKI, Plaju, Sekayu. Perlu diwaspadai," ujar Ishak yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel ini.
Bicara teroris masalah ideologi, paham, kata Ishak, sama dengan mendirikan negara ini. Presiden Soekarno menginginkan negara demokrasi, nasionalis.
"Ada bagian negara kita tidak sepaham. Ada yang tidak sepaham ingin mendirikan negara Islam. Tapi ini dilebur menjadi negara kesatuan demokrasi bukan negara Islam. Kalau ini dipaksakan menjadi negara Islam tentu akan terjadi konflik. Indonesia negara banyak suku, majemuk tapi bisa satu," ujar suami Hj Tartilah ini.
"Kalau ada preman saja itu berarti ada kesalahan. Kalau pemerintahannya baik preman itu tidak akan tumbuh. Tidak cukup masalah radikal teroris dihadapi TNI, Polri, Gubernur, Pemerintah saja. Tetapi semuanya bersama masyarakat. Tentunya juga intelijennya harus cermat sehingga bisa mengantisipasi. ISIS ini kan Islam tapi memerangi Islam. Kelompok Islam ideologi radikal. Ka'bah disebutnya buatan manusia, diteror. Itu paham bid'a. Di Irak itu tadinya Alqaedah yang membuat serangan. Pemerintah Saddam Husein tumbang, masuklah Amerika," pungkasnya.
Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2016/10/27/wagub-sumsel-memang-sumsel-peta-aman-teroris-tapi-tetap-ada-jaringan
0 komentar:
Posting Komentar