Sebuah unggahan di Facebook tentang 'kakek penjual nasi uduk yang
sepi pelanggan' menjadi viral dan mendatangkan banyak simpati dunia
maya.
Hafizah Sari, 25, mengunggahnya pada Kamis (20/10) setelah dia
melewati Jalan Pemuda, di Rawamangun, Jakarta, dan membeli nasi uduk
kakek tersebut. Dia melihat kakek ini tertidur karena tidak ada pembeli
yang datang - hal yang langsung mengingatkannya pada 'perjuangan orang
tua yang berkorban untuk keluarga.'
Siapa nyana, unggahannya bergerak viral. Hingga kini unggahan itu dibagikan lebih dari 89.000 kali dan mendapat ribuan komentar bernada simpati. ''Entah mengapa saya meneteskan air mata melihat kakek ini,'' kata Putri Virgo di Facebook.
''Patut dicontoh seorang kakek berjuang demi menghidupi keluarga,'' kata yang lain.
Tetapi, reaksi pengguna tak berhenti sampai di dunia maya belaka. Segera setelah perbincangan menghanggat di internet, gerobak nasi uduk itu dilaporkan banyak didatangi orang.
''Senang sekali, tidak menyangka, waktu saya datang lagi dan melihat sudah ramai, saya kemudian menangis karena lihat mukanya kakek yang beda sekali dari awal bertemu,'' katanya Hafizah kepada BBC Indonesia.
Sumber : BBC Indonesia
'Saya lihat ada ibu-ibu beli 50 bungkus, setelah itu ada lagi
pengendara motor berdatangan. Tidak menyangka juga jadi ramai sekali,''
katanya. ''Jam lima sudah penuh, dan yang datang juga dari jauh-jauh.''
Di media sosial, beberapa pengguna juga menyampaikan pengalamannya. ''Semur jengkolnya enak tenan dan hanya ada di menu kalau jengkolnya berkualitas baik, jadi ya beruntung jika pas ke sana ada menu semur jengkol, sambalnya juga seger,'' kata Kiki Taupik Rahman.
''Padahal dari rumah jam setengah tujuh malam, sampai sana jam delapan sudah habis, dan banyak orang yang datang tapi kehabisan,'' kata yang lain.
Kekuatan media sosial?
Banyak orang kemudian menghubungkan keberuntungan kakek ini dengan kekuatan media sosial yang mampu menggerakan orang-orang untuk melakukan hal positif.
Di berbagai kesempatan, ada banyak kasus yang memperlihatkannya. Beberapa bulan lalu misalnya, seorang pemilik warteg bernama Saeni di Banten mendapat sumbangan uang dari netizen setelah video berita beredar luas memperlihatkan petugas Satpol PP membuang semua dagangannya.
Tahun lalu, seorang tukang ojek tua bernama Saleh mendapat banyak penumpang ketika seorang karyawan swasta menceritakan 'pengalaman haru' ketika menggunakan layanan ojek Saleh di akun Facebook pribadinya.
Tapi sampai kapan nasib baik ini berlangsung? Mungkinkah hanya hangat-hangat tahi ayam?
Hafizah mengatakan tetap optimis usaha nasi uduk itu akan tetap mendapat pelanggan baru walau pembicaraan tentangnya sudah surut di media sosial. ''Optimis ramai, bukan karena penasaran atau sedang diomongin, tapi karena nasi uduknya kakek itu enak, saya yakin banyak yang jadi pelanggan.''
Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2016/10/27/kakek-penjual-nasi-uduk-diserbu-pelanggan-setelah-unggahan-facebook
Siapa nyana, unggahannya bergerak viral. Hingga kini unggahan itu dibagikan lebih dari 89.000 kali dan mendapat ribuan komentar bernada simpati. ''Entah mengapa saya meneteskan air mata melihat kakek ini,'' kata Putri Virgo di Facebook.
''Patut dicontoh seorang kakek berjuang demi menghidupi keluarga,'' kata yang lain.
Tetapi, reaksi pengguna tak berhenti sampai di dunia maya belaka. Segera setelah perbincangan menghanggat di internet, gerobak nasi uduk itu dilaporkan banyak didatangi orang.
''Senang sekali, tidak menyangka, waktu saya datang lagi dan melihat sudah ramai, saya kemudian menangis karena lihat mukanya kakek yang beda sekali dari awal bertemu,'' katanya Hafizah kepada BBC Indonesia.
Sumber : BBC Indonesia
Tiga hari setelah pesan Hafizah diperbincangkan di media sosial, warga penasaran dan mulai datang ke gerobaknya.
'Saya lihat ada ibu-ibu beli 50 bungkus, setelah itu ada lagi
pengendara motor berdatangan. Tidak menyangka juga jadi ramai sekali,''
katanya. ''Jam lima sudah penuh, dan yang datang juga dari jauh-jauh.''Di media sosial, beberapa pengguna juga menyampaikan pengalamannya. ''Semur jengkolnya enak tenan dan hanya ada di menu kalau jengkolnya berkualitas baik, jadi ya beruntung jika pas ke sana ada menu semur jengkol, sambalnya juga seger,'' kata Kiki Taupik Rahman.
''Padahal dari rumah jam setengah tujuh malam, sampai sana jam delapan sudah habis, dan banyak orang yang datang tapi kehabisan,'' kata yang lain.
Gerobak nasi uduk kakek berusia 60 tahun ini jadi incaran pengunjung selama beberapa hari terakhir.
Kekuatan media sosial?Banyak orang kemudian menghubungkan keberuntungan kakek ini dengan kekuatan media sosial yang mampu menggerakan orang-orang untuk melakukan hal positif.
Di berbagai kesempatan, ada banyak kasus yang memperlihatkannya. Beberapa bulan lalu misalnya, seorang pemilik warteg bernama Saeni di Banten mendapat sumbangan uang dari netizen setelah video berita beredar luas memperlihatkan petugas Satpol PP membuang semua dagangannya.
Tahun lalu, seorang tukang ojek tua bernama Saleh mendapat banyak penumpang ketika seorang karyawan swasta menceritakan 'pengalaman haru' ketika menggunakan layanan ojek Saleh di akun Facebook pribadinya.
Tapi sampai kapan nasib baik ini berlangsung? Mungkinkah hanya hangat-hangat tahi ayam?
Hafizah mengatakan tetap optimis usaha nasi uduk itu akan tetap mendapat pelanggan baru walau pembicaraan tentangnya sudah surut di media sosial. ''Optimis ramai, bukan karena penasaran atau sedang diomongin, tapi karena nasi uduknya kakek itu enak, saya yakin banyak yang jadi pelanggan.''
Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2016/10/27/kakek-penjual-nasi-uduk-diserbu-pelanggan-setelah-unggahan-facebook
0 komentar:
Posting Komentar