About

YUSRIEL INFO

Pages

Selasa, 11 Oktober 2016

Tak Beri Uang untuk Beli Sabu, Wanita Ini Dipukuli Suaminya Pakai Sapu Hingga Pingsan

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dengan luka memar di tubuhnya, Nisa (30) warga Rumah Susun Blok 1 Kecamatan IB I, mendatangi pengaduan Polresta Palembang, Selasa (11/10/2016).
Dia melaporkan suaminya sendiri, yakni AA (33) karena telah melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Mirisnya lagi, peristiwa itu terjadi karena AA tak diberi uang oleh Nisa untuk membeli sabu.
"Jadi suami saya ini meminta uang untuk membeli sabu, tidak saya kasih, malah saya dipukuli," ungkap Nisa ketika ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang.
Kepada petugas piket pengaduan SPKT, Nisa mengatakan, peristiwa itu terjadi berawal ketika dia sedang memberi makan (menyuapi) anaknya.
Tiba-tiba AA datang dan meminta uang, namun Nisa tak diberi memang Nisa tak memiliki uang.
"Saya tidak ada uang suaminya itu ribut-ribut pak. Jadi saya tinggalkan keluar dengan anak saya. Kebetulan saya sedang menyuapi anak saya," katanya.
Hal itu membuat AA menjadi emosi. AA saat itu langsung mengejar Nisa dan memukulinya menggunakan sapu yang saat itu tergeletak di depan rumah.
Bahkan karena kerasnya pukulan yang dilakukan oleh AA membuat sapu tersebut patah.
"Usai kejadian saya tidak ingat apa apa lagi pak saya langsung pingsan pak. Jadi tidak tahu lagi," ungkapnya.
Nisa menceritakan, selama ini suaminya tersebut kerap mengkonsumsi sabu.
Bahkan AA selama ini tak pernah mencukupi kebutuhan keluarganya.
Nisalah yang selalu banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Selama ini dia itu tidak pernah bekerja pak. Saya ini yang banting tulang. Kadang jualan pempek, kadang bantu orang jualan di Pasar 16. Saya tidak terima diperlakukan seperti ini. Dan saya harap polisi dapat menangkapnya," terangnya.

Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede mengatakan, laporan korban sudah diterima dan akan ditindaklanjuti oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Palembang.
"Kita minta korban untuk melakukan visum terlebih dahulu," ujarnya.



0 komentar:

Posting Komentar