MUARAENIM--- Sebanyak delapan orang gila (orgil) yang berkeliaran dan meresahkan masyarakat diamankan Satpol PP Muaraenim. Bahkan beberapa Orgil ditemukan bersembunyi di bangunan kosong baik milik masyarakat maupun milik pemerintah yakni rumah dinas, Jumat (21/10/2016).
Dari informasi dan pengamatan di lapangan, puluhan petugas Satpol PP yang dipimpin langsung oleh Kasat Pol PP H Riswandar SH MH, dengan menggunakan mobil truk khusus melakukan penyisiran di setiap sudut kota Muaraenim dan tempat-tempat mangkal orang gila tersebut.
Dari delapan orgil yang berhasil diamankan, sebagian berhasil diamankan dari dalam rumah kosong milik masyarakat dan Pemkab Muaraenim yang sudah lama ditinggalkan atau tidak ditempati sehingga membuat kondisi bangunan bertambah rusak dan jorok karena orgil tersebut sering membuang kotorannya sembarangan.
"Empat Orgil kita dapat di jalanan, dan empat orgil di rumah kosong. Rata-rata mereka sedang tertidur," ujar Kasat Pol PP Muaraenim Riswandar.
Dikatakan Riswandar, penertiban tersebut selain memang sudah merupakan tugas dan fungsi kita sebagai pengawal Perda dan ketertiban masyarakat, juga dari adanya keluhan masyarakat yang merasa kurang nyaman dengan keberadaan banyaknya orang gila yang bertebaran khususnya di dalam kota Muaraenim.
Apalagi beberapa orgil tersebut selain menggunakan pakaian seadanya, juga ada yang cenderung menganggu sehingga membahayakan para pengguna jalan yang melintas di dekat mereka.
"Kita akan terus melakukan patroli. Dan kita minta Camat,
Lurah hingga ketua RT agar memberikan informasi kepada pihaknya bila
mana melihat ada orgil yang berkeliaran di pemukimannya," ujar Riswandar.
Setelah dilakukan penertiban, lanjut Riswandar, para orgil yang terjaring akan kita bawa ke Dinas Sosial untuk dilakukan pendataan dan penanganan lebih lanjut sesuai tufoksi masing-masing dan aturan yang berlaku.
Namun, ia merasa aneh, sebab dalam beberapa pekan terakhir keberadaan orgil di Kota Muaraenim semakin banyak dan rata-rata wajah baru, padahal sebelumnya hanya ada beberapa orang dan tidak terlalu menganggu.
Untuk itu, ia menduga seperti ada faktor kesengajaan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dengan membuang orgil ke wilayah Kabupaten Muaraenim. Padahal orgil tersebut jelas merupakan Warga Negara Indonesia yang juga mempunyai hak sama untuk hidup layak yang ditanggung oleh negara.
"Itu jelas di atur dalam UU 1945. Jadi kedepan hendaknya pemerintah lebih serius untuk memperhatikannya," tegas Riswandar yang juga dosen STIH Serasan Muaraenim ini.
Sementara itu, Sekretaris Dinsos Kabupaten Muaraenim Rasdianto mengatakan, dari hasil penertiban ini, pihaknya akan melakukan pendataan dan mengambil tindakan selanjutnya. Jika penyandang disabilitas mental (orgil) tersebut orang Muaraenim tentu pihak keluarganya akan dipanggil dan akan ditanya apakah akan diurus sendiri atau tidak.
Namun, jika warga tersebut bukan berasal dari Muaraenim, maka akan kita koordinasikan dengan instansi terkait apakah akan dibawa ke Panti di Indralaya atau ke RS Ernaldi Bahar untuk diobati.
Setelah dilakukan penertiban, lanjut Riswandar, para orgil yang terjaring akan kita bawa ke Dinas Sosial untuk dilakukan pendataan dan penanganan lebih lanjut sesuai tufoksi masing-masing dan aturan yang berlaku.
Namun, ia merasa aneh, sebab dalam beberapa pekan terakhir keberadaan orgil di Kota Muaraenim semakin banyak dan rata-rata wajah baru, padahal sebelumnya hanya ada beberapa orang dan tidak terlalu menganggu.
Untuk itu, ia menduga seperti ada faktor kesengajaan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dengan membuang orgil ke wilayah Kabupaten Muaraenim. Padahal orgil tersebut jelas merupakan Warga Negara Indonesia yang juga mempunyai hak sama untuk hidup layak yang ditanggung oleh negara.
"Itu jelas di atur dalam UU 1945. Jadi kedepan hendaknya pemerintah lebih serius untuk memperhatikannya," tegas Riswandar yang juga dosen STIH Serasan Muaraenim ini.
Sementara itu, Sekretaris Dinsos Kabupaten Muaraenim Rasdianto mengatakan, dari hasil penertiban ini, pihaknya akan melakukan pendataan dan mengambil tindakan selanjutnya. Jika penyandang disabilitas mental (orgil) tersebut orang Muaraenim tentu pihak keluarganya akan dipanggil dan akan ditanya apakah akan diurus sendiri atau tidak.
Namun, jika warga tersebut bukan berasal dari Muaraenim, maka akan kita koordinasikan dengan instansi terkait apakah akan dibawa ke Panti di Indralaya atau ke RS Ernaldi Bahar untuk diobati.
Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2016/10/21/orang-gila-di-muaraenim-tempati-bangunan-kosong
0 komentar:
Posting Komentar