Satu fakta itu adalah tentang pungutan uang yang harus dibayarkan para TKI sebelum masuk ke Pelabuhan Tikut Tanjung Bembang, Nongsa, Batam.
Setelah membayar sekitar Rp 5 juta per orang untuk bisa pulang ke Indonesia melalui Batam dari Johor, Malaysia, sebelum sampai ke Tanjung Bemban, Nongsa, para TKI kembali dimintai uang sebesar Rp 150 ribu.
Dari pengakuan para TKI kepada penyidik di Polda Kepri, penarikan uang tersebut yang membuat mereka sempat ribut di atas kapal.
Kapolda Kepri Brigjen Sambudi Gusdian mengatakan, saat dipungut biaya di atas kapal, para TKI ribut dan kapal sempat oleng.
Kemudian, tekong kapal meminta para TKI untuk turun sementara jarak dari bibir pantai masih sekitar satu mil.
Saat meminta TKI turun, tekong itu salah prediksi.
Dikira tekong, lokasi penuruan para TKI itu sudah dangkal ternyata air masih tinggi karena sedang pasang naik.
Ditambah lagi, ombak sedang kencang dan membuat kapal terbalik.\
Korban mulai panik.
Setelah kapal terbalik mereka mencoba menyelamatkan diri masing-masing.
Beberapa dari mereka yang bisa berenang membantu menyelamatkan teman-teman yang lain.
Namun karena lamanya bantuan, satu persatu mereka terpencar sampai mereka diselamatkan oleh seorang nelayan.
"Mereka memang sempat turun di tengah laut, namun salah prediksi, air pasang dan dalam," tambah Sam.
Semua saksi yang dimintai keterangan menurut Sam sudah disumpah dan tidak mungkin berbohong.
Begitu juga terkait adanya barak yang di tengah hutan tersebut.
"Terkait adanya barak itu, itu tugas kementrian. Memang kita harus duduk bersama mencari solusi permasalahan tersebut," tukasnya. (*)
Setelah kapal terbalik mereka mencoba menyelamatkan diri masing-masing.
Beberapa dari mereka yang bisa berenang membantu menyelamatkan teman-teman yang lain.
Namun karena lamanya bantuan, satu persatu mereka terpencar sampai mereka diselamatkan oleh seorang nelayan.
"Mereka memang sempat turun di tengah laut, namun salah prediksi, air pasang dan dalam," tambah Sam.
Semua saksi yang dimintai keterangan menurut Sam sudah disumpah dan tidak mungkin berbohong.
Begitu juga terkait adanya barak yang di tengah hutan tersebut.
"Terkait adanya barak itu, itu tugas kementrian. Memang kita harus duduk bersama mencari solusi permasalahan tersebut," tukasnya. (*)
Sumber : www.tribunnews.com/regional/2016/11/05/ternyata-hal-ini-yang-memicu-kapal-pengangkut-tki-tenggelam-hingga-tewaskan-18-orang
0 komentar:
Posting Komentar