About

YUSRIEL INFO

Pages

Jumat, 04 November 2016

Demo 4 November Rusuh, Pengusaha Palembang Ini Ikut Terkena Gas Air Mata

PALEMBANG -- Aksi unjuk rasa damai pada 4 November 2016 yang berlangsung di Jakarta dan melibatkan ribuan umat muslim dari seantero Indonesia menyisakan cerita tersendiri bagi Conie Panya Putri. Pemilik perusahaan penyalur alat-alat kesehatan asal Palembang ini menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana proses terjadinya kericuhan menjelang akhir orasi di malam hari tersebut.
Dikatakan Conie, melalui Blackberry Messenger (BBM), Sabtu (5/11/2016), ia tidak hanya menjadi saksi terjadinya ricuh dalam demo yang meminta Ahok untuk dijerat atas pidana penistaan agama tersebut, namun, ibu tiga anak ini juga sempat terkena gas air mata yang dilepaskan aparat kepolisian untuk membuat massa mundur.
"Muka dan mata rasanya pedih. Bernafas juga rasanya sesak. Sempat juga terkena dorong-dorongan karena memang saat itu orang-orangnya sangat banyak," kata Conie.
Awal mula adanya keributan itu, beber Conie, terjadi ketika massa ingin Jokowi selaku Presiden RI memberikan tanggapan secara langsung atas demo massal ini. Namun, massa merasa kecewa karena orang nomor satu di Indonesia itu tidak keburu menampakkan mukanya.
Conie bersyukur, meski sempat tersemprot gas air mata, ia tidak jatuh pingsan. Pasalnya, cukup banyak massa yang pingsan saat aparat kepolisian menyemprotkan gas air mata. Selain terkena gas itu sendiri, dorong-dorongan yang terjadi membuat massa berdesak-desakan. Apalagi, kondisi mereka sudah begitu letih setelah berada di lokasi orasi sejak pagi hingga malam hari.
Besar harapan Conie agar aksi orasi ribuan umat muslim ini didengar oleh presiden ataupun aparat berwenang yang lainagar menjerat Ahok dengan kasus penistaan agama. Bagi Conie pribadi, apa yang sudah diucapkan Ahok benar-benar menghina umat Islam. Atas dasar inilah, Conie berangkat ke Jakarta bersama sang suami, Junaidi, adik kandung Conie, serta beberapa ustad dan ulama di Palembang.
"Kita pakai biaya dan atas nama sendiri, bukan membawa-bawa nama organisasi atau suatu perkumpulan. Kami berangkat murni ingin ikut menyampaikan aspirasi," kata Conie.
Selama ikut berorasi, Conie mengatakan, ia sempat berlari-larian di tengah massa yang banyak. Ia sudah berdiri di kawasan Bundaran HI Jakarta sejak pagi hari. Untuk menjaga stamina, ia membawa makanan berupa nasi dan roti di dalam tasnya. Sebelum beraksi, ia juga sudah mempersiapkan fisik karena sadar orasi akan berjalan lama dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi ricuh.
"Demi Allah, Demi Rasullullah, saya bukan orang politik. Menetes air mata saat agama kita dihina. Kalau diam saja, malu dengan perjuangan Rasul. Ini murni dari hati nurani untuk membela agama," ujar perempuan yang juga pernah merasakan aksi serupa di tahun 1998 ini.

Sumber: Sriwijaya Post

0 komentar:

Posting Komentar