About

YUSRIEL INFO

Pages

Kamis, 15 Desember 2016

Tak Cuma dari India, Bajaj asal Italia dan China Juga Invasi ke Indonesia

Tak Cuma dari India, Bajaj asal Italia dan China Juga Invasi ke Indonesia 
Merek Bajaj (baca: ba-jaj) kini tak mendominasi angkutan roda tiga di Ibu Kota yang kerap disebut dengan nama yang sama.
Dalam dua tahun terakhir, masuk TVS dengan tipe King yang diklaim PT TVS Motor Company Indoensia mulai menguasai 60 persen pasar.
Ternyata, tak cuma dua merek India itu yang bermain di segmen ini. Ada dua merek lain lagi yang tercatat ikut ambil keuntungan dari pilihan moda transportasi murah dan ramah lingkungan itu. Mereka adalah merek Italia Piaggio dan merek China Wan Hu.
”Dua terakhir ini memang jarang dilihat, karena populasinya sedikit. Saat ini memang TVS dan Bajaj yang mendominasi,” kata Rio Aditya, Public Relations Manager PT TVS Motor Company Indonesia (TMCI), (15/12/2016).
”Bajaj” merek Bajaj sudah sering dilihat, kini beralih dari warna oranye dengan mesin 2-tak menjadi tipe RE bermesin 4-tak. Tipe inilah yang menjadi pelopor ”bajaj” dengan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG) di Indonesia.
Lalu TVS mengandalkan King yang menggendong mesin 200 cc berpendingin udara. Sosoknya ramping ketimbang Bajaj Re, tapi kelebihannya lebih tinggi. Layaknya kendaraan roda tiga lainnya, selain sistem transmisi 4-gigi, TVS King juga dibekali dengan gigi mundur.
bajaiHazmi Srondol-Kompasiana - Piaggio Ape City yang terpergok di jalanan Ibu Kota.
Nah, yang unik adalah Piaggio. Tidak ada informasi siapa yang mengimpornya, namun merek Italia itu sejak 2014 memang mengeluarkan Ape City, kendaraan roda tiga yang mirip kegunaannya dengan Bajaj RE atau TVS King.
Populasinya lebih sedikit lagi dan jarang dilihat. Namun salah satublogger Kompasiana, Hazmi Srondol, pernah memotretnya di daerah Jakarta Pusat.
Terakhir adalah ”bajaj” merek Wanhu. Saat diluncurkan di Indonesia tiga tahun lalu oleh PT Citra Nusantara Gemilang sebanyak 1.300 unit, diklaim model ini menjaid alternatif, karena harganya hanya ada di kisaran Rp 20-30 jutaan.
Cukup unik memang, namun apa pun mereknya, paling penting saat ini adalah mengemban pesan bahwa angkutan umum harus ramah lingkungan. Mereka berempat sudah berbahan bakar gas, dan tentu lebih rendah emisi ketimbang para peminum bensin, apalagi ”bajaj” 2-tak warna oranye.

0 komentar:

Posting Komentar