BANDAR LAMPUNG - Ribuan mahasiswa Universitas Lampung menggelar aksi, Rabu (14/12). Mereka menuntut pihak rektorat untuk memperketat keamanan di lingkungan kampus.
Pasalnya, tidak kurang dari 49 sepeda motor yang hilang di dalam kawasan Kampus Hijau tersebut dalam kurun enam bulan saja. Jumlah kasus itu pun hanya yang tercatat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila.
Presiden Mahasiswa Unila A Nur Hidayat menjelaskan, berdasar catatannya, selama periode Juni hingga Desember 2016 ada 49 laporan kehilangan sepeda motor di kampus. Itu belum termasuk kasus-kasus lainnya yang tidak dilaporkan ke polisi.
”Sungguh ironis, kampus kok jadi sarang maling. Maka dari itu, kami yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Gugat Keamanan Unila menggelar aksi ini," kata Nur.
Nur menambahkan, kondisi keamanan di Unila saat ini sudah masuk dalam kategori darurat. Untuk itu, mahasiswa menyampaikan lima tuntutan kepada rektorat.
Tuntutan tersebut, antara lain, pemberlakuan pintu terpadu, pengecekan STNK selama 24 jam, pemasangan parkir elektronik. Jika tuntutan tidak digubris, mahasiswa mengancam melakukan aksi yang lebih besar.
”Apabila masih terjadi pencurian motor di tempat parkir resmi sampai tanggal 3 Januari 2017, pihak rektorat wajib mengganti motor yang hilang,” cetus Nur.
Sebelum menggelar aksi di depan gedung rektorat, mahasiswa melakukan longmars. Mereka melintasi gedung perpustakaan dan selanjutnya menyusuri setiap fakultas.
Selain menyampaikan orasi, mahasiwa juga menggelar aksi teatrikal. Bahkan, mereka membakar ban sebagai simbol kekecewaan atas lingkungan kampus yang tidak aman.
Tambah Lahan Parkir
Di hadapan perwakilan pendemo, Rektor Unila Hasriadi Mat Akin menandatangani tuntutan yang disampaikan mahasiswa. Meski begitu, dia menduga motor-motor yang hilang tersebut diparkir di luar jangkauan satpam kampus.
Menurut Hasriadi, banyak mahasiswa yang tidak disiplin karena parkir kendaraan di sembarangan tempat. Selain itu, jumlah personel satpam Unila sudah memadai.
Bahkan, sudah ada parkir elektronik yang mulai diterapkan di beberapa fakultas.
"Jumlah mahasiswa memang overkapasitas dan tidak sebanding dengan jumlah lokasi parkir di lingkungan kampus yang tidak memadai," ujar Hasriadi.
Untuk itu, Hasriadi menyatakan Unilasegera menambah lahan parkir. Selain itu, juga tetap melanjutkan rencana menutup akses dari Kampung Baru. (byu)
Maling Tewas Dikeroyok
Aksi mahasiswa juga dipicu peristiwa tertangkapnya maling motor di lingkungan kampus Unila pada Rabu (7/12) pekan lalu. Ketika itu, massa memergoki seseorang yang hendak mencuri motor di kawasan Unila.
Akibat amuk massa itu, satu orang terduga pencuri motor bernama Andi Irawan (37) tewas. Peristiwa itu terjadi di lahan parkir aula Gedung K Pascasarjana FKIP Unila.
Sebelumnya, atas permintaan Unila, Pemkot Bandar Lampung berencana memutus akses dari Kampung Baru menuju kampus. Hal itu disebabkan maraknya kasus pencurian kendaraan bermotor di lingkungan kampus.
Rencana tersebut memang baru direalisasikan pada 2017 mendatang. Namun, hal itu sudah membuat resah para penghuni Kampung Baru, yang notabene merupakan mahasiswa dan pelajar.
Namun, rencana itu mendapat penolakan dari sejumlah mahasiswa dan warga, khususnya yang menghuni Kampung Baru. Muchlisin, mantan lurah Kampung Baru periode 1955-1988, secara tegas menolak penutupan akses ke kampus Unila.
Alasannya, banyak warga yang menggantungkan hidupnya dari usaha, mulai dari warung hingga indekos.
"Kita nggak mau kalau jalan menuju kampus ditutup. Itu sudah menghilangkan rezeki kami di sini," tutur Muchlisin.
Sumber : http://lampung.tribunnews.com/2016/12/15/49-motor-hilang-di-kampus-unila-seorang-pencuri-tewas-dihakimi-massa
0 komentar:
Posting Komentar