About

YUSRIEL INFO

Pages

Minggu, 18 September 2016

Drama Sebelum Nafas Berhenti



NAMA TOKOH-TOKOH DALAM DRAMA “SEBELUM NAFAS BERHENTI” :
1.Renaldi : Tokoh utama
2.Hendra : Tokoh jahat (musuh Renaldi)
3.Putri : Sahabat Renaldi
4.Toni : Teman Hendra
5.Dinda : Teman Hendra
6.Bu Melda : Kepala sekolah sekaligus wali kelas Renaldi
7.Pak Gunawan : Orang tua Renaldi


          


SEBELUM NAFAS BERHENTI

Pagi itu Renaldi di antar ayahnya pergi ke sekolah barunya.Setibanya di sekolah Renaldi dan ayahnya menuju ke ruang guru untuk mendaftarkan Renaldi di sekolah tersebut.Kebetulan di ruang guru hanya ada bu Melda.
Pak Gunawan   : ”Assalammualaikum.”
Bu Melda         : “Wa’alaikumsalam.Ada apa pak?Apa ada yang dapat saya bantu?”
Pak Gunawan   :”Begini bu,maksud kedatangan saya,saya ingin mendaftarkan anak saya di
 sekolah ini.”
Bu Melda         :”Oh begitu pak.Silahkan isi formulir pendaftaran anak anda.”

Setelah mengisi formulir ayah Renaldi segera pulang dan Renaldi di antar bu Melda ke kelasnya.Sesampainya di kelas,Renaldi di minta bu Melda untuk memperkenalkan diri di depan kelas.

Bu Melda         :”sekarang kita kedatangan murid baru nih,coba kamu perkenalkan diri kamu.”
Renaldi :”Hai kawan-kawan perkenalkan nama saya Renaldi,saya siswa pindahan dari
  SMP HARAPAN BANGSA.”
Bu Melda         :”Silahkan Renaldi duduk di sebelah sana.” (sambil menunjuk ke arah kursi
  kosong sebelah Putri)
Kemudian Renaldi segera menuju ke arah kursi kosong sebelah Putri dan berkenalan dengannya.
Putri                 :”Hai Renaldi.”
Renaldi :”Hai juga.Oh iya nama kamu siapa?”
Putri                 :”Namaku Putri.”
Renaldi :”Oh Putri,senang berkenalan denganmu.”

Kemudian jam pelajaran bu Melda habis,lalu terdengar bel tanda istirahat.Setelah itu Hendra menghampiri Putri.
Hendra             :”Put,yuk kita ke kantin?”
Putri                 :”Maaf Hen,aku gak bisa karena aku ingin membahas pelajaran yang di
  sampaikan bu Melda tadi bersama Renaldi.”
Hendra             :”Ya sudalah.Aku ke kantin saja bersama Toni.Ayo Ton kita ke kantin?”(dengan
 wajah yang sedikit kesal)
Toni                 :”Ayoo..”
Di sepanjang jalan Hendra dengan wajah sedikit kesal bersama Toni menuju kantin.
Hendra             :”Ton,menurut kamu anak baru itu gimana sih?”
Toni                 :”Ya biasa saja.”
Tiba-tiba Dinda menghampiri mereka berdua.
Dinda               :”Hen,kenapa dari tadi aku lihat wajah kamu cemberut terus?”
Hendra             :”Ah mau tau aja kamu ini!”
Toni                 :”Begini Din,sepertinya si Hendra kesal kepada Renaldi karena Renaldi dekat
  sama Putri.”
Dinda               :”Emangnya siapa Renaldi?”
Toni                 :”Renaldi yang anak baru itu lohh.”
Hendra             :”sudahlah jangan bahas yang itu lagi,Ton.”
Toni                 :”Baiklah.”
Tak di sangka waktu istirahat selesai,mereka segera bergegas ke kelasnya.Setelah masuk kelas mereka kembali belajar.
Keesokan harinya sebelum Renaldi datang,di kelas sudah ada Hendra dan Toni.
Hendra             :”Ton,kamu mau bantuin aku gak?”
Toni                 :”Bantuin apa,Hen?”
Hendra             :”Bantuin aku ngejek Renaldi,mau gak?”
Toni                 :”Boleh juga.”
Tiba-tiba Dinda datang menghampiri Hendra dan Toni.
Dinda               :”Aku mau ikutan juga dong?”
Hendra             :”Boleh.”
Tak lama kemudian Renaldi pun datang ke kelas.
Hendra             :”Hai Renaldi.”
Renaldi :”Hai juga.”
Hendra             :”Aku  boleh nanya gak?”
Toni                 :”Dengar-dengar bapak kamu pejabat ya?”
Renaldi :”Alhamdulillah,iya.”
Dinda               :”Aku mau bertanya juga Ren,memangnya kamu tinggal di perumahan mewah di
 jalan merpati ya?”
Renaldi :”Iya.”
Hendra             :”Hati-hati loh Ren,jangan –jangan kamu tinggal di perumahan mewah itu hasil
  bapak kamu yang makan uang rakyat,lagi?”
Toni:                 ”Sebentar Hen,bukannya orang itu makannya nasi ya?ini kok malah makan uang
 sih?”
Hendra             :”Maksud aku itu korupsi,Ton.”
Toni                 :”Oh itu,abisnya kamu sih ngomongnya gak jelas,Hen.”
Hendra             :”Kamu saja yang gak ngerti.”
Dinda               :”Aku setuju dengan pendapatmu tentang bapaknya Renaldi,Hen.”
Setelah Renaldi mendengar ejekan mereka semua,tiba-tiba Renaldi memegang kepalanya seperti orang yang pusing.Tak lama kemudian Putri yang mendengarkan perbincangan Hendra,Toni,dan Dinda kepada Renaldi ,Putri pun menghampiri mereka.

Putri                 :”Astagfirrullah al azim,kamu semua tidak boleh menuduh ayahnya Renaldi,
  itusama saja fitnah.”
Hendra             :”Memangnya kebanyakan pejabat begitu kok,put.”

Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi.Semua siswa dan siswi segera pulang.
Keesokan harinya pak Gunawan pergi  ke sekolah Renaldi untuk memberitahu bahwa Renaldi sedang sakit.Pak Gunawan menuju ke kantor dan langsung bertemu dengan bu Melda.

Pak Gunawan   :”Assalammualaikum.”
Bu Melda         :”Walaikumsalam.ini ayahnya Renaldi bukan?”
Pak Gunawan :”Iya bu,saya ayahnya Renaldi,Saya ke sini ingin memberitahukan bahwa hari ini
Renaldi sedang sakit,bu.”
Bu Melda         :”Kalau boleh tau Renaldi sakit apa ya,pak?”
Pak Gunawan :”Sebenarnya Renaldi itu punya penyakit kanker otak dan renaldi sekarang sedang
 kambuh,bu.”
Tidak di sengaja putri mendengar pembicaraan pak Gunawan dan bu Melda dan segera menuju ke kelas untuk memberitahukan berita tentang Renaldi kepada Hendra dan teman-temannya.
Putri                 :”Hayoo loh,Hen,Ton si Renaldi sekarang sakit gara-gara kemarin kamu ejek
  bersama temanmu.”
Toni                 :”Kamu tau dari mana ,Put?”
Putri                 :”Tadi aku tidak sengaja mendengar pembicaraan ayahnya Renaldi dengan bu
 Melda yang memberitahukan bahwa hari ini Renaldi sedang sakit.”
Hendra             : ”Yaelah Ton,hal yang begitu saja kamu jadiin masalah.”
Putri                 : ”Kamu itu ya Hen,bukannya merasa bersalah malah santai-santai  saja.”
Hendra             :”Kamu kok perhatian banget sama si Renaldi?”
Putri                 :”Iya-iyalah dia kan orangnya baik,rajin,sedangkan kamu kan orangnya suka jail.”

Tiga hari kemudian akhirnya Renaldi masuk sekolah kembali.

Putri                 :”Hai Renadi,kenapa tiga hari kemarin kamu tidak masuk sekolah ?”
Renaldi :”Karena aku kemarin  sedang sakit,Put.”
Putri                 :”Lalu,bagaimana keadaan kamu sekarang?”
Renaldi :”Alhamdulillah sekarang aku sudah mendingan.”
Bel tanda di mulainya pelajaran sudah terdengar,seperti biasa guru pun masuk kekelas,lalu beberapa jam kemudian terdengarlah bel tanda istirahat,Hendra langsung menghampiri Toni dan Dinda.
Hendra             : ”Ton,Din,kamu mau gak bantuin aku lagi?”
Toni dan Dinda:”Mau minta bantuan apa,Hen?”
Hendra             :”Bantuin aku ngejailiin Renaldi dengan tali rapia supaya dia jatuh.”
Dinda               :”Maaf Hen aku tidak mau ngejailin Renaldi,karena kemarin gara-gara kita ejek
  Renaldi,dia langsung sakit apalagi ngejailinnya?”
Toni                 :”Aku setuju pendapatmu,Din.”
Hendra             :”Ya sudahlah kalau kamu semua tidak mau bantuin aku,biar aku sendiri saja
 yang ngejailin,Renaldi.”
Hendra pun segera bersiap-siap mengikat tali rapia di salah satu meja dengan kuat,ketika bel tanda selesai istirahat berbunyi,Renaldi pun segera ke kelasnya.Saat Renaldi jalan menuju ke tempat duduknya,Hendra menarik tali yang di ikatnya dengan kuat dan akhirnya tali yang di ikat Hendra mengenai kaki Renaldi ,lalu Renaldi terjatuh dan tak di duga kepala Renaldi terkena ujung meja dan setelah itu Renaldi jatuh dengan keadaan kepala terluka,putri pun segera menghampiri Renaldi.
Putri                 :”Renaldi..Renaldi..Renaldi ayo bangun.”(dengan wajah yang sedih)
Beberapa saat kemudian datanglah bu Melda.
Bu Melda         :”Apa yang terjadi dengan Renaldi?”(dengan perasaan kaget)
Siswa dan siswi :”Biasa bu,sama Hendra.”
Bu Melda         :”Ayo cepat bawa Renaldi ke rumah sakit yang ada di seberang jalan sana!dan
 buat kamu Hendra cepat ke kantor,ibu ingin bicara dengan kamu.”(dengan muka
 yang sedikit marah)
Beberapa orang siswa segera menggotong Renaldi menuju ke rumah sakit yang ada di seberang jalan sedangkan bu Melda menelpon pak Gunawan.
Bu Melda         :”Hallo,bisa bicara dengan pak Gunawan?”
Pak Gunawan :”Iya ini saya sendiri pak Gunawan ,maaf anda siapa ya?”
Bu Melda         :”Saya bu Melda pak,wali kelasnya Renaldi.”
Pak Gunawan :”Oh bu Melda,ada apa ya bu sampai menelpon saya?”
Bu Melda         :”Saya ingin memberitahukan bahwa Renaldi sekarang berada di rumah sakit.”
Pak Gunawan :”Apa Renaldi sekarang berada di rumah sakit(dengan perasaan terkejut).iya saya
 segera ke sana bu.”
Tak lama kemudian tibalah hendra di kantor.
Bu Melda         :”Hen,apa yang kamu perbuat kepada Renaldi?perbuatan kamu itu bisa membuat
nyawa Renaldi melayang,lalu kenapa lakukan hal itu kepada Renaldi?”(dengan
nada yang tinggi)
Hendra             :”Abisnya saya kesal sama Renaldi,bu.”(sambil menundukkan kepala)
Bu Melda         :”Sebagai hukumannya,ibu suruh kamu hormat ke bendera yang berada di tengah
 lapangan sana.”
Hendra             :”Tapi,bu?”
Bu Melda         :”Sudah tidak ada alasan,pokoknya kamu patuhi hukuman ibu sekarang ,dan
 besok kamu harus meminta maaf kepada Renaldi di rumah sakit dan di temani
 oleh Putri,Toni,dan Dinda.”
Hendra             :”iya ,bu”
Keesokan harinya Hendra pun sadar dan ingin meminta maaf kepada renaldi dan akhirnya mereka berempat tiba di ruangan di mana renaldi di rawat,lalu di ruang rawat Renaldi sudah ada ayah Renaldi yang menemaninya,
Putri                 :”Assalammualikum,om.”
Pak Gunawan  :”Walaikumsalam.”
Putri                 :”Kedatangan kami di sini untuk menjenguk Renaldi dan sekaligus menemani Hendra untuk minta maaf kepada Renaldi,om.”
Pak Gunawan :”Oh begitu,ayo silahkan masuk.”
Putri,Hendra,Dinda,dan Toni pun masuk ke ruangan rawat Renaldi sedangkan Renaldi sedang terbaring lemah dan Hendra pun minta maaf kepada Renaldi.
Hendra             :”Ren,maafin aku ya?atas kesalahanku kemarin ngejailin kamu?”
Renaldi : ”ya sudah aku maafkan kok,Hen.”
Kemudian Toni dan Dinda ikut minta maaf juga kepada Renaldi.
Toni dan Dinda :”kami juga minta maaf Ren,yang waktu itu aku ngejekin kamu.”
Renaldi :”Ya aku maafin.”
Setelah Hendra,Toni,dan Dinda minta maaf ke Renaldi,tiba-tiba renaldi memejamkan matanya dan detak jantungnya berhenti lalu pak Gunawan segera memegang denyut nadi tangan dan detak jantung Renaldi.
Pak Gunawan :”Inalillahi Wa Innalillahi Roziun.Kenapa kamu ninggalin ayah sendiri
  nak?”(sambil menangis )
Dan akhirnya Renaldi meninggal dunia karena penyakit kanker otak yang di deritanya selama ini,semua yang ada di ruangan itu pun menangis tak terkecuali Hendra.Hendra pun merasa menyesal karena selama ini dia sudah jahat terhadap Renaldi.

0 komentar:

Posting Komentar